Lifestyle

David Andespin Nekat Melampaui Batas Untuk Menyelamatkan Ekosistem Laut Sungai Pinang

“Menyalakan lilin itu lebih baik daripada menuntut kegelapan, seperti fenomena kerusakan lingkungan tidak harus buru-buru menyalahkan pemerintah, kita bisa melakukan dari hal terkecil, salah satunya dengan melakukan penanaman pohon,” Ujar David, pemuda yang nekat kembali ke kampung halamannya di pesisir Laut Sungai Pinang.

Ancaman abrasi sangat nyata. Tahun 2014 menjadi kenangan buruk bagi warga pesisir laut Sungai Pinang. Setidaknya, selama empat hari mereka turut merasakan dampak abrasi.

Rumah warga roboh, pohon kelapa banyak tenggelam, pinggiran pantai semakin terkikis oleh air laut.

david hidayat andespin
(Foto: Olah gambar canva dari berbagai sumber)

David tidak pernah resah melihat temannya sukses bekerja dengan kemeja rapi dan sepatu pantofel. Namun, kecintaannya terhadap lingkungan khususnya lautan. Hati David selalu berontak, ingin bergegas menemukan solusi untuk mengatasi kondisi kritis pesisir laut Selatan.

Andespin Untuk Kelestarian Ekosistem Lingkungan Pesisir Laut Sungai Pinang

Gemuruh suara angin terdengar cukup keras. Suara David dari layar laptop samar terdengar. Terlihat santai, namun suaranya selalu menggebu.

Perjalanan membangun Andespin akronim dari Anak Desa Sungai Pinang ternyata tidak mulus. Tak ada dukungan dari keluarga, penolakan dari masyarakat sekitar, dan terbatasnya sumber daya manusia. Kesulitan tersebut diterima David sebagai tantangan.

Dilansir dari berita.pesisirselatankab.go.id tahun 2016, Kepala Dinas Prasarana Sumber Daya Air (PSDA) Yusdi mengatakan Pessel (Pesisir Selatan) tidak mampu melakukan reklamasi pantai dan membuat pengaman pantai permanen untuk atasi abrasi pantai. Sebab, pengerjaannya membutuhkan biaya yang alokasinya mencapai ratusan miliar.

Tangkapan layar dari zoom meeting oleh David Hidayat saat sharing session bersama IDN Community Writer dan Blogger, Sabtu (7/10/2023)

David tidak diam, tahun 2014 ia mulai merintis komunitas Andespin Deep West Sumatera. Berawal dari kegiatan menyelam dan menawarkan keindahan bawah laut.

Melihat kondisi kerusakan terumbu karang secara masif. David menyadari komunitas yang ia gagas seharusnya tidak hanya menawarkan pesona keindahan bawah laut saja.

Pemuda lulusan Perikanan dan Kelautan Universitas Bung Hatta pun mulai bergerak dengan menggali penyebab kerusakan ekosistem Laut Sungai Pinang. Bukan hanya aktivitas penangkapan ikan tidak ramah lingkungan saja penyebabnya.

Alih-alih pemanfaatan sumber daya alam, masyarakat sekitar mengandalkan kayu mangrove untuk membangun rumah dan perahu. Eksploitasi kayu secara berlebihan pun turut menjadi penyebab munculnya abrasi.

Padahal dari analisa David, pesona dari laut Nagari Sungai Pinang, tidak hanya dapat dinikmati dari keindahan bawah laut saja. Hutan mangrove juga punya potensi besar baik secara lingkungan, sosial, maupun ekonomi.

Berbicara ekosistem lingkungan tidak hanya makhluk hidup seperti manusia, tumbuhan, atau hewan saja. Kesejahteraan sosial dan ekonomi pun memiliki andil pada hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.

”Kita tidak ingin mencari kesalahan masyarakat, yang terpenting itu kita harus bisa memperbaiki itu.” Ungkap David pada Zoom Meeting sharing session bersana IDN Community Writer dan Blogger.

Program Andespin Dari Lautan Hingga Daratan

Kegiatan Andespin berfokus pada konservasi ekosistem pesisir Laut Sungai Pinang dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. David bersama sekelompok pemuda Nagari Sungai Pinang, mulai melakukan konservasi terumbu karang.

Gugusan terumbu karang tidak hanya menjadi rumah bagi jutaan biota laut lain. Tanpa sadar, nelayan juga menopang kehidupannya dari terumbu karang. Jika tidak ada konservasi, maka akan terjadi sulitnya nelayan menangkap ikan.

Selanjutnya, sektor wisata pun akan terkena dampak. Keindahan warna-warni terumbu karang, menyingkap biota laut yang tersembunyi, menjadi daya tarik penyelam.

Kerusakan terumbu karang di Laut Sungai Pinang bukan hanya akibat dari aktivitas tidak ramah lingkungan dari nelayan maupun wisatawan. Kenaikan suhu air laut, polusi asap dari pembakaran hutan, turut menyebabkan pemutihan (coral bleaching).

Perbaikan ekosistem karang menjadi prioritas Andespin. Sejak 2016, David bersama penyelam dan wisatawan aktif melakukan kegiatan penanaman terumbu karang. Hingga saat ini, terhitung 30.000 bibit terumbu karang sudah tumbuh dengan baik.

andespin konservasi terumbu karang
David Hidayat sedang melakukan monitoring transplantasi terumbu karang yang ditanam bersama Jasa Raharja Sumatera barat pada bulan Agustus 2022 (Foto: Instagram @andespindeepwestsumatera)

Menurut David pertumbuhan terumbu karang terpantau 1 hingga 2 senti per tahun. Ternyata lambatnya pertumbuhan terumbu karang menjadi daya tarik wisatawan dan peneliti.

“Bahkan saat ini kami punya program baru, Coral Adoption. Jadi, masyarakat seluruh daerah bisa membayar adopsi karang. Nanti, kita berikan laporan perkembangannya setiap 2 bulan sekali,” Ujar David.

Kegiatan Andespin memang tidak pernah berhenti di satu titik saja. Untuk mengatasi abrasi, David juga mengusung kegiatan konservasi mangrove. Tujuannya untuk membuat sumber rantai makanan biota laut dan memberdayakan masyarakat.

”Iya kita memberdayakan masyarakat, dari pencarian bibit hingga saat menanam kita berikan upah ke masyarakat sekitar,” Ujar David dengan antusias.

Konservasi mangrove Andespin berkolaborasi dengan CSR. Kegiatan penanaman bibit mangrove selalu melibatkan masyarakat sekitar. Mulai dari pencarian bibit langsung membeli produk yang dijual warga sekitar, memberikan upah warga yang bekerja mengisi polybag hingga menanam di pesisir pantai.

konservasi mangrove sungai pinang
Aktivitas pembibitan mangrove bersama anggota kelompok Andespin (Foto: Instagram @andesindeepwestsumatera)

Hutan mangrove Pesisir Selatan saat ini menjadi rimbun dan asri. Saat ini pun David sudah sulit menerima penawaran kerjasama pihak swasta untuk program konservasi Mangrove. Sebab tidak ada lagi lahan yang kritis, sudah 70 persen ditanam bibit mangrove.

Upaya konservasi yang dilakukan David, tidak hanya untuk kelestarian lingkungan saja. Semangat yang ia berikan menjadi pembuka jalan kampung halamannya menjadi lebih sejahtera.

Ekosistem lingkungan terjaga, menghasilkan ikan melimpah. Nelayan tidak akan kesulitan mencari ikan.

Tak hanya untuk ekosistem biota laut, hutan mangrove menjadi daya tarik ekowisata baru.

Kini masyarakat tidak lagi mengandalkan pendapatan hariannya sebagai nelayan. Ada pun yang bekerja sampingan sebagai pemandu, ada pula yang menyediakan penginapan untuk wisatawan maupun peneliti.

Sadar dampak program Andespin dari David membawa manfaat. Kini masyarakat sekitar tidak lagi acuh. Para nelayan tidak lagi menangkap ikan secara ilegal merusak lingkungan. Contohnya, memakai bom ikan atau melempar jangkar di atas karang.

Ada juga kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar melalui budidaya rumput laut, sarana pengolahan kopi, dan batik mangrove. Andespin memberikan fasilitas seperti pelatihan, pengembangan, dan pengolahan produk.

David Hidayat melakukan konservasi untuk Laut Pesisir Selatan
Pemberdayaan masyarakat melalui potensi batik mangrove (Foto: Instagram @andesindeepwestsumatera)

Pemberdayaan ini menjadi modal masyarakat Sungai Pinang dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam lainnya. Program tersebut juga berpotensi menjadi alternatif sumber pendapatan selain menangkap ikan.

Sesuai dengan prinsip keberlanjutan, David juga mengatasi akar permasalahan lingkungan dari hulu. Salah satunya dengan menyediakan ruang belajar untuk meningkatkan literasi anak-anak seputar konservasi.

Andespin juga fokus mengajar lingkungan, seni, budaya, dan agama. Demi melestarikan Laut Sungai Pinang, David juga aktif memberikan pelatihan dan sertifikasi selam untuk masyarakat sekitar.

Indonesia Butuh Semangat Pemuda Seperti David

“Mereka mengharapkan kita jadi pekerja kantoran dengan layak, melihat gelar kita. Sekarang sudah support karena sudah merasakan dampak dari program Andespin,” Ungkap David dengan bangga.

Semangat David sejak tahun 2014 tak pernah terhenti. Melalui program Andespin, bersama pemuda Niagara lainnya, ia berhasil mengubah masa depan kampung halamannya menjadi lebih lestari, sejahtera, dan berdaya.

David Hidayat Andespin penerima Apresiasi SATU 2022
David Hidayat saat menerima Apresiasi Satu Indonesia Award (SIA) 2022 bidang lingkungan (Foto: Instagram @andespindeepwestsumatera)

Aksi melampaui batas David, membawa Andespin meraih Apresiasi Satu Indonesia Award (SIA) 2022 bidang lingkungan. Tak ayal, membuat David dan rekannya menjadi semakin kuat untuk lebih giat membangun Indonesia dari kampung halamannya.

Dikutip dari Kompas.id, Indonesia Emas 2045 hanya dapat diraih dengan mengatasi masalah dari desa. Tak sedikit sosok David, tapi masa depan Indonesia membutuhkan lebih banyak semangat pemuda untuk membangun desa lebih sejahtera secara lingkungan dan ekonomi.

#SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia #KitaSATUIndonesia

Sumber bahan tulisan:
E-booklet Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023
Materi Zoom Meeting Sharing Session David Hidayat Bersama IDN Community Writer dan Blogger
https://www.kompas.id/baca/utama/2019/10/19/perairan-sungai-pinang-terancam-pemutihan-terumbu-karang
https://berita.pesisirselatankab.go.id/berita/detail/warga-kenagarian-sei-pinang-harapkan-pemecah-ombak-atasi-abrasi
https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/zNA3jE8k-andy-f-noya-desa-menjadi-kunci-masa-depan-indonesia
https://www.kompas.id/baca/gaya-hidup/2021/10/23/david-hidayat-pelestari-ekosistem-pesisir-sungai-pinang-usulan-sosok
https://www.kompas.id/baca/opini/2023/09/20/meraih-indonesia-emas-dari-desa
https://www.instagram.com/andespindeepwestsumatera/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *