infeksi saluran kemih pada wanita, gejala saluran kemih

Infeksi saluran kemih pada wanita punya peluang lebih tinggi 50 persen daripada pria. Bahkan, beberapa kasus penyakit infeksi bisa terjadi berulang kali dalam waktu tahunan.

Berdasarkan American Academy of Family Physicians, 30 hingga 44 persen wanita bisa mengalami kedua kalinya infeksi saluran kencing dalam waktu enam bulan.

Mengenal Penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada saluran kemih. Meskipun pria juga memiliki risiko mengalami penyakit ISK, umumnya lebih sering terjadi pada wanita.

ISK dapat terjadi pada bagian apa saja dari sistem kemih, termasuk kandung kemih, ureter, atau uretra. Namun, infeksi yang paling umum terjadi pada kandung kemih dan uretra.

Apa Penyebab Infeksi Saluran Kemih Pada Wanita?

Penyebab utama penyakit ISK adalah Bakteri Escherichia Coli (E.Coli). Ada juga bakteri lainnya yang bisa menyebabkan infeksi saluran kencing, seperti Klebsiella, Pseudomonas, dan Staphylococcus saprophyticus.

Baca juga: Melihat Gejala Stroke Pada Lansia, Ini yang Harus Dilakukan!

Bagaimana bisa terjadi infeksi pada saluran kemih?

Ketika sedang buang air kecil atau membersihkan organ vital, bakteri yang ada di sekitar anus bisa terbawa dan masuk ke saluran uretra atau kemih.

Bakteri-bakteri dari usus besar seperti E.Coli yang keluar dari anus bisa masuk melalui uretra ketika sedang buang air kecil. Bakteri tersebut akan menyebar hingga sampai kandung kemih dan ginjal.

Jika bakteri bisa bertahan dan berkembang biak, maka akan menyebabkan infeksi pada saluran kemih.

Selain itu, ada faktor lain yang menyebabkan saluran kemih terinfeksi. Perubahan hormon, faktor genetik, bentuk saluran kencing yang berbeda, luka pada saluran kemih, stroke, atau cedera tulang belakang.

Faktor Risiko Penyakit ISK

Saluran uretra wanita lebih pendek dan sangat berdekatan dengan anus. Maka itu, wanita punya risiko lebih tinggi mengalami infeksi pada saluran kencing.

Namun, bukan tidak mungkin pria juga bisa mengalami risiko penyakit infeksi ini. Sebab, ada faktor yang bisa meningkatkan risiko mengalami ISK .

Seksual aktif

Hubungan seksual dapat memperkenalkan bakteri ke dalam saluran kemih, sehingga wanita yang aktif secara seksual lebih rentan terkena ISK.

Menggunakan produk kewanitaan

Penggunaan produk kewanitaan seperti spermisida, sabun, atau pantyliner dapat mengiritasi daerah genital dan menyebabkan ISK.

Menopause

Perubahan hormonal pada wanita menopause dapat menyebabkan pengeringan pada vagina, yang dapat meningkatkan risiko terkena ISK.

Tidak Menjaga Kebersihan

Kurang menjaga kebersihan area vital dapat menyebabkan bakteri masuk ke dalam saluran kemih dan menyebabkan ISK.

Gejala Infeksi Saluran Kemih

infeksi saluran kemih pada wanita
source: freepik.com

Rasa nyeri seperti ada sensasi terbakar saat buang air kecil, salah satu gejala infeksi saluran kemih. Beberapa penderita penyakit ISK biasanya juga melihat gejalanya dari frekuensi buang air kecil, dan cairan urine disertai darah. Kondisi dengan gejala tersebut menyebabkan lapisan saluran kemih sudah mengalami iritasi.

Beberapa gejala ISK pada wanita lainnya seperti berikut.

  1. Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
  2. Frekuensi buang air kecil yang meningkat.
  3. Urin yang berbau atau berwarna keruh.
  4. Nyeri atau tekanan di daerah panggul atau perut bagian bawah.
  5. Demam atau menggigil (pada infeksi yang parah).

Pengobatan Infeksi Saluran Kencing

Pengobatan ISK menggunakan pemberian antibiotik. Antibiotik yang diresepkan umumnya tergantung pada jenis bakteri yang menyebabkan infeksi dan keparahan gejala.

Beberapa jenis antibiotik yang umum digunakan untuk mengobati ISK antara lain amoxicillin, ciprofloxacin, dan nitrofurantoin.

Selain antibiotik, beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi gejala ISK antara lain:

  1. Minum banyak air putih untuk membantu membersihkan sistem kemih.
  2. Hindari produk kewanitaan seperti sabun atau spermisida selama pengobatan.
  3. Gunakan kompres hangat di daerah perut atau panggul untuk meredakan nyeri atau tekanan.
  4. Hindari hubungan seksual selama pengobatan untuk menghindari penyebaran atau penularan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *